Senin, 07 Maret 2011

Tehnik Budidaya Ikan Mas

Ikan Mas
Ikan Mas ( Cyprinus carpio L ) adalah ikan dengan badan panjang dan lunak serta agak pipih kesamping. Sejak tahun 475 sebelum masehi ikan mas sudah dipelihara di cina. Ikan mas yang berada di Indonesia awalnya dibawa dari Cina, Eropa, Jepang, dan Taiwan.
Ikan mas dapat di pelihara di sawah, di kolam biasa, di waduk , di perairan deras bahkan bisa di pelihara di keramba perairan umum. Sentra produksi ikan mas di Indonesia adalah Purwakarta, Cianjur, Garut, Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Ciamis.
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import.
Penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m 2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.
  1. Biaya produksi
    1. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-
    2. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,-
    3. Pakan
      • Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-
      • Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-
      • Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,-
      • Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-
      • Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,-
      • Obat-oabatan Rp. 10.000,-
    4. Peralatan Rp. 50.000,-
    5. Lain-lain Rp. 150.000,-
      Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-
  2. Pendapatan
    1. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-
    2. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-
    3. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-
      Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-
  3. Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,- –> Keuntungan per bulan Rp. 146.425,-
  4. Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 1,39
Manfaat ikan mas adalah sebagai ikan hias dan sumber penyediaan protein hewani. Berikut ini adalah Pedoman teknis budidaya ikan mas.
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan.
1.      Kolam
Pilih kolam yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam sendiri di bagi menjadi beberapa bagian.
*. Kolam Untuk Induk
Luas kolam untuk pemeliharaan induk ini tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya.
*. Kolam Pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan.
*. Kolam Pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik.
2.      Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
3.      Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
1.      Pemilihan bibit dan indukan
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
  1. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
  2. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
  3. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
  4. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
  5. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
*. Betina
    • Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
    • Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
    • Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
*. Jantan
    • Badan tampak langsing.
    • Gerakan lincah dan gesit.
    • Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2.       Sistim Pembenihan/Pemijahan
Ada dua macam sitem pemijahan ika mas, yaitu :
a.       Pemijahan tradisional
Misalnya, luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari. Disediakan injuk untuk menepelkan telur. Setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
b.      Kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan.
3.      Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
  1. Polikultur
    1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
    2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
  2. Monokultur
    Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
  • Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
  • Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
  • Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
C. Hama dan Penyakit
?  Hama
  1. Bebeasan (Notonecta)
    Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
  2. Ucrit (Larva cybister)
    Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
  3. Kodok
    Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
  4. Ular
    Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
  5. Lingsang
    Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
  6. Burung
    Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
  7. Ikan gabus
    Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
  8. Belut dan kepiting
Penyakit
  1. Bintik merah (White spot)
    Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
    Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
  2. Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
    Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
    Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.
  3. Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
    Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
    Pengendalian:
    1. direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam;
    2. hindari penebaran ikan yang berlebihan.
  4. Kutu ikan (argulosis)
    Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
    Pengendalian:
    1. ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;
    2. dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
  5. Jamur (Saprolegniasis)
    Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
    Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
    Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
  6. Gatal (Trichodiniasis)
    Menyerang benih ikan.
    Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
    Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
  7. Bakteri psedomonas flurescens
    Penyakit yang sangat ganas.
    Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
    Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
  8. Bakteri aeromonas punctata
    Penyakit yang sangat ganas.
    Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal.
    Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
  1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
  2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
  3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
  4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
  5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
  7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
D. PANEN
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen.
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan