Pasukan PBB di Pantai Gading Terancam
Terjebak konflik setelah presiden Pantai Gading tolak akui kekalahan dalam pemilu lalu

Pasukan penjaga perdamaian PBB berjaga-jaga di Pantai Gading (AP Photo/Sunday Alamba)
BERITA TERKAIT
Demikian ungkap Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, seperti yang diteruskan oleh jurubicaranya di New York, Minggu 2 Januari 2010 waktu setempat. "Setiap serangan atas pasukan penjaga perdamaian merupakan suatu kejahatan berdasarkan hukum internasional, sehingga pelaku maupun pihak yang terkait atas insiden itu harus dimintai pertanggungjawaban," demikian pernyataan Ban seperti yang dikutip kantor berita Associated Press (AP).
Pekan lalu, seorang tentara menderita luka tusukan saat patroli pasukan PBB diserang oleh gerombolan bersenjata. Hari berikutnya, patroli PBB ditembak dari massa yang berdemonstrasi. Pasukan PBB terpaksa melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa.
Selain itu, menurut pantauan AP, penduduk lokal berteriak dalam bahasa Prancis "PBB, keluar!" saat kontingen pasukan penjaga perdamaian dari Yordania berpatroli dengan kendaraan lapis baja. Tampaknya, pasukan Yordania itu tidak mengerti bahasa Prancis sehingga teriakan itu dibiarkan.
Seorang warga lokal yang mengendarai mobil juga terlihat menyalakan klakson sambil menyilangkan jempol di depan tenggorokannya ketika berpapasan dengan pasukan PBB.
PBB mengerahkan pasukan penjaga perdamaian untuk menjaga stabilitas di Pantai Gading, yang kembali mengalami perpecahan sejak pengumuman hasil Pemilu Presiden, akhir November 2010. PBB mengakui Alassane Ouattara sebagai pemenang, namun presiden saat ini, Laurent Gbagbo menolak mengakui kekalahan dan secara sepihak menyatakan diri sebagai pemenang pemilu.
Bahkan, Gbagbo menuding PBB tidak lagi bersikap netral dan menuntut organisasi dunia itu segera memulangkan ribuan pasukan penjaga perdamaian ke negara masing-masing. Sementara itu, para pemimpin Afrika Barat yang tergabung dalam ECOWAS (Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat) hari ini tiba di ibukota Pantai Gading, Abidjan, untuk membujuk Gbagbo agar mengalah dengan mengakui kemenangan Ouattara.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar